Thursday, February 20, 2014

Monjali atau Monumen Yogya Kembali

Monjali atau Monumen Jogja Kembali10

Bangunan yang menyerupai bentuk kerucut yang berada di Dusun Jongkang, Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kapubaten Sleman ini adalah Monumen Yogja Kembali. Monumen Yogja Kembali yang lebih popular dengan singkatan Monjali adalah merupakan salah-satu museum sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Nama Yogya Kembali diambil sebagai pengingat atau tetengger sejarah ditarik mundurnya tentara Belanda dari Ibukota Yogyakarta pada Tanggal 29 Juni 1949 dan kembalinya Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan petinggi lainya pada Tanggal 6 Juli 1949 ke Yogyakarta.

Visi pembangunan Monumen Yogya Kembali adalah untuk Mewujudkan, melestarikan, mengembangkan Monumen Yogya Kembali sebagai bukti perjuangan bangsa Indonesia. Sedangkan misinya adalah sebagai :

Ø Mengabadikan dan memperingati peristiwa kembalinya Ibukota Yogyakarta ke tangan bangsa Indonesia;

Ø Sebagai ungkapan penghargaan dan rasa terimakasih kepada para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raga dalam merebut kembali Yogyakarta sebagai ibukota Republik Indonesia;

Ø Mewariskan dan melestarikan jiwa, semangat nilai-nilai luhur perjuangan bangsa Indonesia kepada generasi penerus, sebagai wahana pendidikan mempertebal identitas dan watak bangsa Indonesia yang patriotik, luhur, ulet dan tahan menderita dalam memperjuangkan cita-cita bangsa;

Ø Sebagai tempat rekreasi  yang bernuansa sejarah perjuangan Bangsa Indonesia.

 

Sejarah Monjali

Monumen Yogya Kembali mulai dibangun pada Tanggal 29 Juni 1985 yang ditandai dengan Upacara Tradisional Penanaman Kepala Kerbau dan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Pembangunan Monumen Yogya Kembali berlangsung selama empat tahun dan pembukaannya diresmikan pada Tanggal 6 Juli 1989 oleh Presiden RI pada waktu itu, Soeharto.

Gagasan untuk mendirikan monumen ini pertama kali dilontarkan oleh Kolonel Sugiarto, selaku Walikota Yogyakarta pada Peringatan Yogya Kembali yang diselenggarakan Pemerintah Daerah Tingkat II Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1983.

 

Arsitektur Bangunan

Monumen Yogja Kembali berbentuk kerucut dan terdiri dari tiga lantai, mempunyai ketinggian bangunan kurang lebih 31.8 m. Bentuk kerucutnya melambangkan bentuk gunung yang menjadi perlambang kesuburan selain memiliki makna melestarikan budaya nenek moyang pra-sejarah.

Pemilihan lokasi Monumen Yogya Kembali juga memiliki alasan berlatarkan budaya Yogya, yaitu monumen terletak pada sumbu atau poros imajiner yang menghubungkan Gunung Merapi, Tugu, Kraton, Panggung Krapyak dan pantai Parang Tritis. Sumbu imajiner ini sering disebut dengan Poros Makrokosmos atau Sumbu Besar Kehidupan. Titik imajinernya sendiri bisa anda lihat pada lantai 3 ditempat berdirinya tiang bendera.

Bangunan monumen ini terdiri dari taman depan dimana pengunjung bisa melihat Meriam PSU Kaliber 60 mm buatan Rusia, sedangkan dihalaman paling depan anda bisa jumpai Replika Pesawat Guntai dan Pesawat Cureng yang dipakai dalam peristiwa perjuangan ini. Memasuki halaman museum terdapat dinding yang memenuhi satu sisi selatan monumen yang berisi Rana Daftar Nama Pahlawan dimana pengunjung bisa melihat 422 nama pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise III antara tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 29 Juni 1949 dan puisi 'Karawang-Bekasi' karangan Khairil Anwar.

Bangunan Monumen Yogja Kembali yang terdiri dari tiga lantai ini terbagi dalam beberapa bagian. Seluruh bangunan dikelilingi oleh kolam air. Di lantai satu adalah museum dimana terdapat empat ruang museum yang menyajikan benda-benda koleksi berupa: realia, replika, foto, dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, bentuk evokatif dapur umum yang kesemuanya menggambarkan suasana perang kemerdekaan 1945-1949.

Di dalam bangunan di lantai dua terdapat sepuluh diorama perjuangan fisik dan diplomasi Bangsa Indonesia sejak 19 Desember 1948 hingga 17 Agustus 1949 dengan ukuran life-size melingkari bangunan monumen. Diorama diawali dengan Agresi Militer Belanda memasuki kota Yogyakarta dalam rangka menguasai kembali Replublik Indonesia pada Tanggal 19 Desember 1948 dimana pengunjung bisa menyaksikan miniatur pesawat-pesawat Belanda yang dibuat mirip dengan asli-nya.

Monjali atau Monumen Yogja Kembali4 Monjali atau Monumen Yogja Kembali2

Monjali atau Monumen Yogja Kembali  Monjali atau Monumen Yogja Kembali3  Monjali atau Monumen Yogja Kembali8 

  Monjali atau Monumen Yogja Kembali9Monjali atau Monumen Yogja Kembali7 

No comments:

ANTUSIASNYA WARGA KAWALI PADA TABLIGH AKBAR USTADZ EVIE EFFENDI

Antusiasnya Warga Kawali dalam mengikuti tabligh akbar yang disampaikan oleh Ustadz Evie Effendi terlihat nyata Tanggal 26 Februari 202...