Showing posts with label Belajar Agama. Show all posts
Showing posts with label Belajar Agama. Show all posts

Saturday, March 29, 2014

Mengatasi Berbagai Problema dengan Pendidikan Islam

Mengatasi Berbagai Problema dengan Pendidikan Islam

Pada Postingan kali ini Corner 23 ingin berbagi tentang pembahasan cara Mengatasi Berbagai Problema dengan Pendidikan Islam yang telah dibahas oleh Bapak Mugni Muhit, S.Ag. M.Ag.

Secara ideologis, pendidikan Islam mempunyai visi dan misi yang diperarah pada pemanusiaan manusia dan mengangkatnya pada stage yang paling tinggi sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan yang mulia itu, yang diformulasikan dengan konsep-konsep sebagai berikut : homo religius (makhluk yang beragama), homo sapiens (makhluk berpikir), homo socius (makhluk sosial), homo volens (makhluk berkeinginan), dan homo ludens (makhluk bermain).

Prinsip pendidikan Islam yang paling fundamental adalah menanamkan keyakinan yang benar tentang Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Doktrin Islam tentang Ketuhanan Yang Maha Esa mendasari keyakinan apapun yang menjadi dasar-dasar keimanan dengan kekaryaan dalam agama ini. Dengan demikian, keyakinan terhadap keberadaan (eksistensi), hakikat (essensi), dan substansi (dzat) Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa ini merupakan keyakinan yang mencerminkan pengertian yang dasariah dan serba mencakup.

Respon dan sikap manusia terhadap doktrin Islam, khususnya tentang Ketuhanan Yang Maha Esa (tauhid), tidak senantiasa dan memang tidak harus senantiasa sebagaimana mestinya. Respon dan sikap manusia terbagi dua rupa yaitu: yang menerima dan yang menolak. Kelompok yang pertama yakni yang mengamini dan taslim disebut mu'min (plural : mu'minin), sedangkan kelompok yang terakhir adalah mereka yang menolak, yang selanjutnya disebut kafir (plural : kuffar, kafirin), yang sifat penolakannya dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu terang-terangan (kafir mutlak), pura-pura (munafik), menyekutukan (musyrik).

Kelompok manusia yang mengamini doktrin tauhid tersebut beserta segala konsekuensinya akan mengejawantahkan keimanannya dalam bentuk amal shaleh, yang ritual maupun sosial. Pengejawantahan iman dalam bentuk amal shaleh tersebut didasari oleh sebuah idea (gagasan, wijhah) yang disebut ketundukan vertikal, yakni taslim (tunduk, patuh) kepada Tuhan Yang Maha Esa yang di dalam terminologi Al-Qur’ân dilukiskan dengan kalimat sami'na wa atha'na (kami mendengar dan kami taat).

Kelompok manusia yang menolak doktrin Ketuhanan Yang Maha Esa (tauhid), perilakunya, pemikiran, dan perasaannya sama sekali tidak mengacuhkan kualitas keshalehan melainkan kebalikannya, memunculkan kejahatan dan penganiayaan. Kejahatan dan penganiayaan tersebut menimbulkan problem lanjutan berupa impact (dampak) buruk yang tidak saja bersifat individual melainkan juga sosial. Skala kejahatan dan penganiayaannya juga bukan hanya merupakan problem lokal, melainkan juga problem regional, nasional,dan global.

Problem kehidupan manusia selanjutnya adalah kemusyrikan. Kemusyrikan akar katanya adalah syirik, satu kata yang maknanya diametral dengan tauhid. Orang yang syirik disebut musyrik. Secara harfiah, syirik berarti serikat, sekutu. Dan syirik yang dimaksud dalam pengertian Islam yaitu mensyarikatkan (menyekutukan) Allah dengan sesuatu dalam beribadah kepada-Nya. Dengan demikian, orang musyrik adalah dia yang menyekutukan (menyekutukan) Allah. Jadi, nisbat hakiki antara syirik dengan musyrik adalah faham kemusyrikan yang menyelimutinya.

Syirik merupakan problem utama manusia. Syirik amat sangat berbahaya sehubungan dengan membutakan hasrat subyektif yang dibiarkan sehingga tidak dapat melihat nilai, keutuhan, dan kesempurnaan untuk kehidupannya. Pikiran dan perbuatannya menajadi berarti dan memberinya martabat, dengan membabi-buta justru yang bersangkutan sedang menjerumuskan dirinya ke dalam malapetaka, karena syirik menjadikan manusia memandang realitas secara parsial, parokhialistik, dan fragmentik terhadap kebenaran.

Pada kondisi yang "gelap" seperti itu segala potensi untuk menangkap dan melihat kebenaran yang sejati (haq) menjadi terhijab : mata hati dan mata pikirannya tertutup. Al-Qur’ân menggambarkan disfungsi dan kebekuan dua mata tersebut sebagai "pra kondisi" penjerumusan diri pada neraka yang menyengsarakan (jahanam). Secara konsepsional, pendidikan Islam yang diorientasikan untuk mengatasi kemusyrikan diterapkan melalui tahapan proses ta'allum, tafahhum, ta'ammul, takhallush, dan tawarruts.

Ta'allum adalah proses pembelajaran dan pencerdasan manusia. Di dalamnya dilakukan studi dan pengajian kebenaran, bagaimana menemukan kebenaran dan untuk apa kebenaran tersebut. Pembelajaran secara elementer dimaksudkan untuk merumuskan konsep hidup agar diperoleh kecerdasan sains dan keterampilan teknologis dalam rangka mencapai pemahaman yang hakiki tentang fenomena kehidupan di balik hidup yang nyata (metafisik).

Pada ta'allum ini, manusia dirangsang untuk menukik dan melihat tajam ke dalam serba cakrawala, yaitu cakrawala luar (makrokosmos) yakni alam semesta dan cakrawala yang lebih dalam (mikrokosmos) yakni diri manusia sendiri. Semua itu adalah sign (tanda-tanda) yang dapat menegasikan paham kemusyrikan atas dasar ilmu dan fithrah nuraniyah. Dengan demikian, resultan ta'allum adalah pengetahuan yang didasari fakta dan pemikiran akal sehat tentang Tuhan dan cakrawala dengan apa adanya.

Tafahhum adalah proses memahami Tuhan dan cakrawala. Resultannya adalah penolakan dan perlawanan terhadap mitos dan kepalsuan sehingga tersingkap misteri tentang siapa, harus bagaimana, dan untuk apa (ke mana) manusia sebagai ekstraksi dan refleksi sadar diri dan bentuk pertanggungjawaban untuk merancang dan mengisi hidupnya dengan amal kebajikan yang bermanfaat di sini, di dunia ini dan di sana, di akhirat kelak.

Ta'ammul adalah proses pengamalan makna tauhid dan ajaran Tuhan. Pengertian dan pemahaman yang mendalam tentang Ketuhanan Yang Maha Esa tersebut diaplikasikan dalam kehidupan yang nyata. Di sini yang diperlukan adalah tanggung jawab yang didasari komitmen keimanan yang berintikan monotheisme sejati itu untuk membudayakan nilai dan ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa. Tuhan Yang Maha Esa menjadi sentral, titik pemberangkatan, spirit kehidupan, dan orientasi kekaryaan. Pembudayaan tauhid artinya merujuk kepada dua kegiatan utama yaitu: pertama, internalisasi nilai dan ajaran tauhid dan kedua, transformasi ajaran tauhid tersebut menjadi realitas dunia sehingga nilai kebenaran, kejujuran, keadilan, kesetaraan, kebebasan, kemuliaan, dan sebagainya yang merupakan kualitas-kualitas yang dikandung tauhid melembaga (institualized) pada tatanan kehidupan manusia.

Takhallus merupakan doktrin Islam tentang amal/ kekaryaan yang merupakan praksis tauhid. Seringkali, takhallush dikaji dan disimpulkan sebagai "demarkasi" antara amal syirik dan amal tauhid. Takhallush berarti ketulusan, kemurnian, dan kerelaan untuk melakukan amal baik (shaleh) apapun semata-mata karena mengharap keridhaan Allah Tanpa keikhlasan ini, meskipun yang dilakukan adalah amal shaleh, di mata Tuhan tidak akan memiliki keberartian yang hakiki serta efek dan jangkauan yang jauh, dalam hal bahwa amal tanpa ikhlas (hanyalah) menjadi "dunia belaka".

Tawarruts adalah proses pewarisan nilai dan ajaran tauhid demi kesejahteraan dan kesentosaan hidup manusia dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Pendidikan Islam sesungguhnya adalah pewarisan nilai dan ajaran Islam yang bersifat konsepsi maupun yang sudah teraplikasi dan menyejarah dalam bentuknya yang berwujud kebudayaan ataupun peradaban. Warisan terbesar dan bernilai tinggi adalah tauhid yang dapat menjadi jaminan untuk dapat mengatasi problem kehidupan berupa kemusyrikan.

Bentuk lain dari penyakit sosial yang menjadi problem kehidupan manusia adalah kemiskinan. Ia merupakan masalah sosial yang tertua dan krusial. Sikap Islam terhadap kemiskinan adalah jelas bahwa ia harus diperangi dan diberantas. Doktrin Islam tentang ibadah, misalnya: shalat dan zakat, senantiasa dipertautkan dengan semangat dan dorongan untuk pemberantasan kemiskinan. Seorang muslim yang melaksanakan (menjalankan) ibadah shalat namun tidak mempedulikan orang miskin, maka shalatnya tidak berarti apa-apa. Malahan alih-alih memberi manfaat, padahal justeru penelantaran tersebut merupakan sikap mendustakan agama.

Tentang zakat, amal (ritual) Islam ini, secara langsung dan terang-benderang menunjukkan bahwa kemiskinan harus diperangi. Perlawanan aktual dan paling sengit dari doktrin Islam terhadap kemiskinan dirumuskan sebagai prinsip keadilan ekonomi yang merata dan prinsip kesejahteraan sosial yang digelorakan dan dipelopori Nabi Muhammad Saw.

Yusuf Qardhawy, seorang ulama dan intelektual muslim yang terkenal dari Mesir, dalam analisanya tentang pengentasan kemiskinan yang bertajuk "Musyk'lat Al-Faqr wa Kaifa 'Âlajaha Al-Islam", dituliskan Malik Fajar, merekomendasikan tesisnya bahwa Islam tidak memilih cara kekerasan untuk membela nasib kaum miskin sebagaimana dianjurkan oleh kaum komunis dan sosialis.

Ada dua pendekatan dalam menafsirkan dan mengapresiasi isu hubungan dan variabel tersebut yaitu pertama, pusat perhatian diletakkan pada kepercayaan religi yang bersangkutan dan pada karakteristik moral serta motivasi yang ditimbulkan. Pendekatan ini ingin melihat seberapa jauh berbagai karakteristik tersebut membantu dan merintangi sukses duniawi penganut religi tersebut dalam usaha ekonominya. Kedua, melihat perubahan sosial ekonomi yang mempengaruhi penganut religi dan gerakan-gerakan religius dalam mereaksi atau merespon perubahan sosial yang terjadi

Islam memandang bahwa kemiskinan sebagai akibat dari sistem sosial yang timpang, dari kekurangan solidaritas sosial, dan perilaku (praktek sosial) di masyarakat yang tidak memihak. Proposisi tersebut diketengahkan Al-Qur’ân, yang sekali lagi, menyindir orang-orang yang mengira dimuliakan Tuhan karena diberi kekayaan dan mengira dihinakan Tuhan saat diberi kemiskinan. Al-Qur’ân dalam surat Al-Fajr {89} : 15-20, memberikan konfirmasi bahwa sesungguhnya penyebab kemiskinan adalah kecenderungan untuk tidak memuliakan orang miskin, kecenderungan untuk menggunakan sumber-sumber daya secara rakus, dan kecintaan yang berlebihan pada harta benda.

Problem kehidupan manusia selanjutnya adalah kekerasan. Perilaku kekerasan ikut mewarnai fenomena kehidupan di masyarakat. Kekerasan (violence) secara literal berarti great force (kekuatan yang besar). Kekuatan yang besar tersebut biasanya berkonotasi strength yang berarti kualitas kekuatan yang ada (quality of being strong). Dalam artian kualitas kekuatan yang ada, terkandung makna kekuatan, kekuasaan, dan keperkasaan yang secara potensial dapat mengatasi pihak kedua yaitu pihak yang dikuasai, dilemahkan, dan tertindas/teraniaya. Maka kekerasan dalam perspektif literal akan mengandung potensi penguasaan, penterpedayaan, dan penindasan. Suatu potensi yang bila aktual dalam kehidupan sungguh merupakan momok yang menakutkan yang dari kacamata manapun dipandang.

Kekerasan secara aktual berlaku dalam tata pergaulan manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia dan hubungannya dengan lingkungan sekitar atau alam semesta beserta segala sumber daya di dalamnya. Berdasarkan proposisi demikian, maka dapat diketahui dua ragam kekerasan yang dilakukan manusia pada umumnya yaitu (1) Kekerasan terhadap manusia lainnya dan (2) Kekerasan terhadap alam. Beberapa bentuk kekerasan yang termasuk kekerasan ragam pertama yang krusial dan penting dicermati sehubungan dengan pendidikan Islam adalah dua kategori, yaitu kekerasan politik dan kekerasan fisik.

1.  Kekerasan Politik

Kekerasan politik dimotivasi oleh dua alasan: (1) Alasan ideologis dan (2) Alasan kekuasaan. Manusia yang bersikukuh dalam ideologi atau kekuasaan pada kondisi ekstrim dapat melakukan kekerasan. Kekerasan ideologis dapat dipicu oleh perbedaan paham yang bersifat mendasar dan prinsipil, yakni agama dan filsafat. Kekerasan yang dilakukan manusia atas dasar ketidaksepahaman dalam hal agama dan filsafat tertentu, secara aktual, dapat berupa penganiayaan, penindasan, isolasi, dan sebagainya.

Para Nabi Allah seperti Ibrahim As, Musa As, 'Isa As, dan Muhammad Saw. adalah contoh orang-orang paling populer yang mengalami kekerasan ideologis. Mereka dengan gigih dan istiqamah berusaha menyampaikan risalah ilahiah, satu kebenaran yang datang dari langit, Allah. Namun, karena ideologi dan filsafat yang disampaikan nabi-nabi Allah tersebut tidak sepaham dan sehaluan dengan ideologi dan filsafat dengan kaum atau masyarakat di mana mereka berada, maka para nabi itu mendapat kekerasan yang luar biasa, diteror, difitnah, dipukul, diisolasi, dicaci, bahkan upaya pembunuhan.

2.  Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik merupakan kekerasan pada umumnya yang motifnya bersifat psikologis, biologis, dan kebendaan (material). Ketiga motif tersebut menjadi pemicu terjadinya kekerasan. Ciri utama kekerasan fisik adalah perampasan dan eksploitasi. Pelaku kekerasan memaksakan kehendak dan hawa nafsunya dengan mengandalkan power (kekuatan) yang dimiliki. Sebagaimana kekerasan politik, kekerasan fisik juga sangat kejam dan menakutkan. Ragam kekerasan ini dapat merusak tatanan kehidupan dan ketertiban umum, di samping sudah pasti bahwa obyek kekerasan adalah pihak/pribadi yang dirusak dan didzalimi.

a.  Motif Psikologis

Motif psikologis merupakan motif-motif yang bersifat kejiwaan yang disebabkan ada sesuatu yang menyinggung perasaan sehingga menimbulkan amarah, kebencian, dendam, dan sebagainya. Kekerasan jenis ini lebih merupakan ledakan dari emosi yang tak terkendali sehingga kehilangan kontrol akal ehat.

b.  Motif Biologis

Kekerasan yang bermotif biologis merupakan pelampiasan hasrat (naluri, instink) dasar makhluk hidup seperti makan, minum, dan seks yang terkembang dan kemudian disalurkan secara salah. Perkosaan adalah istilah generik dan merupakan satu tindak kekerasan yang mewakili contoh luas untuk ragam kekerasan dimaksud. Perkosaan ini merupakan kekerasan fisik yang dimotivasi oleh hasrat seksual, suatu motivasi biologis yang keji dan biadab.

c. Motif Materi (Kebendaan)

Kekerasan itu termasuk kekerasan klasik dan primitif. Pencurian, perampokan, penodongan, perampasan, dan seterusnya merupakan tindak kekerasan yang secara hipotesis diduga karena dorongan keserakahan dan hasrat subyektif yang menyimpang, ingin memiliki dan menguasai harta yang banyak dengan jalan pintas dan melawan hukum. Dalam bentuknya yang paling aktual, kekerasan yang dapat dikelompokkan ke dalam jenis ini di antaranya adalah KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dan manipulasi kebenaran serta kebohongan lainnya.

Sikap Islam terhadap kekerasan telah jelas dan tegas, tersimpul dalam satu kaidah yang terangkum dalam kalimat "menolak kemudlaratan harus diutamakan lebih dari sekedar mendatangkan kedamaian (daf' al-mafasid aula min jalb al-mashalih). Sikap tersebut merupakan satu ekstraksi karakter (hukum) Islam yang dibina oleh metodologinya yang penuh kearifan yaitu ushul fiqh.

Visi Islam tentang kekerasan (violence) berbanding lurus dan diametral (binner position) dengan visinya mengenai kedamaian dan kesetiakawanan (al-ishlah wa al-ukhuwwah). Dalam pandangan Islam, kesetiakawanan adalah sendi utama untuk terselenggaranya misi Islam tentang "kasih untuk semesta" (rahmatan li al-'alamin). Kasih sayang, kesetiakawanan, dan kedamaian dalam konteks kehidupan manusia, menurut Islam, sangat ditekankan dan bahkan menjadi inti (core) keimanan. Rasulullah Saw., dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim menggambarkan jalinan kasih, kesetiakawanan, dan kedamaian yang utuh dan terpadu di antara sesama saudara mu'min sebagai berikut:

مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم مثل الجسد إذا اشتكى منه عظو تداعى له سائر الجسد باسهر والحمى.(أخرجه أحمد ومسلم عن النّعمان بن بشير)

“Perumpamaan kaum mu'minin dalam hal jalinan kasih sayang, kecintaan, dan kesetiakawanan sama seperti satu tubuh. Bila satu anggota tubuh tersebut mengeluh karena sakit, maka seluruh anggota lainnya menunjukkan simpatinya dengan berjaga semalaman dan menanggung panas demam”. (HR Ahmad)

 

Pencurian, perzinaan (prostitusi), dan minum-minuman keras serta berjudi semuanya dicakup dalam wilayah pidana yang harus ditindak secara tegas, keras, dan adil. Karena itu, dalam jinayat, ada sanksi-sanksi yang tertentu sesuai intensitas dan impact kejahatan/kekerasan yang dilakukan seperti qishash (hukum pembunuhan), diyat (denda), dan hudûd (hukuman badan) : jilid, rajam, dan ta'zir.

Problem manusia yang senada dengan kekerasan sebagaimana diuraikan di atas, adalah demoralisasi. Moralitas merupakan kata yang maha penting ketika berbicara tentang standar tingkah laku manusia. Istilah moral secara literal menunjuk dua arti, yaitu ikhwal prinsip-prinsip yang berkeprihatinan mendalam terhadap benar dan yang berkeprihatinan mendalam terhadap salah (concerning principles of right and wrong). Sebagai derivasi arti yang pertama tersebut, moral acapkali dimengerti sebagai "pengajaran tingkah laku yang baik". Arti yang kedua menunjuk pada arti prinsip-prinsip dan standar yang mendasari tingkah laku (principles and standards of behavior). Pengertian yang kedua ini mengisyaratkan bahwa moral adalah suatu disiplin dan jiwa (spirit) dalam diri (pribadi) seorang manusia.

Secara teknis, demoralisasi adalah kemunkaran yang menggejala. Karena itu, kemungkaran bukan lagi bersifat ancaman melainkan gempuran yang tengah berjalan. Menurut leksisnya, munkar (vice) memiliki dua kecenderungan maknawi yang saling melengkapi dan mengutuhkan karakter kejahatannya, yaitu cacat moral (a serious moral fault) dan kebiasaan buruk/jahat (a bed habit). Dengan demikian, demoralisasi sangat berbahaya dan mengacaukan karena egoisme, kebengisan, kecongkakan, kedengkian, kedzaliman, kepalsuan, dan kebodohan lainnya sedang menggerogoti/melanda manusia.

Demoralisasi pada proposisi yang terkait dengan konsep fithrah, sudah barang tentu merupakan bentuk-bentuk aktivitas manusia yang tidak disukai oleh jiwa dan tidak dikenalinya. Atas dasar anggapan tersebut, maka demoralisasi merupakan pengabdian akal sehat (common sense) dan syari'at (undang-undang Allah Ta'ala). Pada konteks ini, demoralisasi merupakan pembangkangan terhadap prinsip nilai kemanusiaan dan ketuhanan. Dengan demikian, demoralisasi harus dihentikan melalui pendidikan dan tidak diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang lagi sedapat mungkin.

Mengatasi Berbagai Problema dengan Pendidikan Islam2 Mengatasi Berbagai Problema dengan Pendidikan Islam3 Mengatasi Berbagai Problema dengan Pendidikan Islam4

Friday, January 3, 2014

Do'a Akhir Tahun dan Awal Tahun

Contoh Ucapan Selamat Tahun Baru (5)

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, hari berganti bulan bergulir, hingga tak terasa kita t’lah sampai di penghujung  tahun. Rasa syukur yang tak terkira kami panjatkan ke hadzirat Illahi Rabby, karena dengan Rahmat dan Kasih Sayang-Nya lah kita masih bisa menghirup udara bebas dan menikmati kehidupan ini.

Berjuta pengharapan serta do’a yang bagus-bagus senantiasa kita panjatkan, dan semoga hal-hal yang  jelek-jelek di Tahun kemarin tak terulang lagi di tahun yang akan datang. Untuk mengakhiri tahun ini dan untuk menyambut tahun yang akan datang maka kami mencoba share do’a awal dan akhir tahun, semoga bermanfaat.

 

DOA AKHIR TAHUN

Dibaca pada waktu Ashar, setelah sholat Ashar

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim
Wa sallallaahu ‘ala sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw wa ‘alaa aalihi wa sahbihii wa sallam. Allaahumma maa ‘amiltu fi haazihis-sanati mimmaa nahaitani ‘anhu fa lam atub minhu wa lam tardahuu wa lam tansahuu wa halimta ‘alayya ba’da qudratika ‘alaa uquubati wa da’autani ilattaubati minhu ba’da jur’ati alaa ma’siyatika fa inni astagfiruka fagfirlii wa maa ‘amiltu fiihaa mimma tardaahu wa wa’attani ‘alaihis-sawaaba fas’alukallahumma yaa kariimu yaa zal-jalaali wal ikraam,an tataqabbalahuu minni wa laa taqta’ rajaa’i minkaa yaa kariim, wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadiw wa ‘alaa ‘aalihii wa sahbihii wa sallam

 

Artinya:

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya. Ya Allah, segala yang telah ku kerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu, sedang kami belum bertaubat,padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar (dengan kasih sayang-Mu), yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untuk saya,dan Engkau telah mengajak saya untuk bertaubat sesudah melakukan maksiat.Karena itu ya Allah, saya mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada saya dengan kemurahan-Mu. Segala apa yang telah saya kerjakan, selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, saya mohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah, wahai Dzat Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan,semoga berkenan menerima amal kami dan semoga Engkau tidak memutuskan harapan kami kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah.
Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas penghulu kami Muhammad,keluarga dan sahabatnya.
Amin yaa rabbal ‘alamin.

 

DOA AWAL TAHUN

Dibaca pada waktu Maghrib

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim

Wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw wa ‘alaa ‘aalihi wa sahbihii wa sallam. Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwal, wa ‘alaa fadlikal-’azimi wa juudila-mu’awwali,wa hazaa ‘aamun jadidun qad aqbala nas’alukal ‘ismata fiihi minasy-syaitaani wa auliyaa’ihi wa junuudihi wal’auna ‘alaa haazihin-nafsil-ammaarati bis-suu’i wal-isytigaala bimaa yuqarribuni ilaika zulfa yaa zal-jalaali wal-ikraamin yaa arhamar-raahimiin, wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw wa ‘alaa ‘aalihi wa ashaabihii wa sallam. Amin yaa rabbal ‘alamin

 

Artinya:

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya. Ya Allah Engkaulah Yang Abadi, Dahulu, lagi Awal. Dan hanya kepada anugerah-Mu yang Agung dan Kedermawanan-Mu tempat bergantung. Dan ini tahun baru benar-benar telah datang. Kami memohon kepada-Mu perlindungan dalam tahun ini dari (godaan) setan, kekasih-kekasihnya dan bala tentaranya.
Dan kami memohon pertolongan untuk mengalahkan hawa nafsu amarah yang mengajak pada kejahatan,agar kami sibuk melakukan amal yang dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW,beserta para keluarganya dan sahabatnya. Amin yaa rabbal ‘alamin

 

Demikian do’anya semoga bisa menjadi amalan bagi kita semua, dan semoga Allah SWT. Senantiasa selalu melindungi kita semua, Amiin Ya Robal Alamiin.

Dan tak lupa kami Corner 23 beserta segenap keluarga besar mengucapkan "SELAMAT TAHUN BARU" Semoga tahun mendatang akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya amiiin

Contoh Ucapan Selamat Tahun Baru (7)Contoh Ucapan Selamat Tahun Baru (6)Contoh Ucapan Selamat Tahun Baru (8)

ANTUSIASNYA WARGA KAWALI PADA TABLIGH AKBAR USTADZ EVIE EFFENDI

Antusiasnya Warga Kawali dalam mengikuti tabligh akbar yang disampaikan oleh Ustadz Evie Effendi terlihat nyata Tanggal 26 Februari 202...